Tidakbisa dipungkiri bahwa jasa guru teramat besar bagi pembangunan Indonesia. Sebab gurulah yang menyediakan SDM (sumber daya manusia) untuk mengelola negara yang kekayaannya melimpah ruah ini. Bisa dipastikan, sehebat apapun seseorang, pasti melewati jenjang pendidkan dasar hingga menengah yang notabene diajar guru. Ceritapendek (short story) adalah kisah pendek yang memiliki kesan tunggal yang dominan. Cerita pendek juga membutuhkan kepekaan penulisnya untuk memilih unsur yang terpenting dalam cerita pendek. Cerita pendek memiliki unsur ekstrinsik, misalnya nilai moral dan sosial. Nilai moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pamdangan hidup pengarang yang Jadilayak apabila seorang guru sering disebut pahlawan tanpa tanda jasa. RPP ini mengenai materi المهنة profesi kelas VIII semester genap. Teks Bahasa Arab Tentang Profesi Profesi adalah suatu kata hasil serapan dari bahasa Inggris yaitu Profess yang dalam bahasa Yunani adalah Επαγγελια yang memiliki makna Janji untuk memenuhi Detail37 Puisi Guru Singkat, Guruku Tercinta: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, klik untuk melihat koleksi gambar lain di 37 Puisi Guru Singkat, Guruku Tercinta: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Tipe Gambar. jpg. Dimensi Gambar. 554 x 718 px Bisa digunakan secara komersil dan non-komersil. Karya ini dilisensikan di bawah Pelajari Pahlawantanpa tanda jasa, seorang guru merupakan orang tua kedua kita di sekolah. Source: punyacerita28.blogspot.com. Ingin pahlawan tetap tanpa tanda jasa. Home pendidikan 25+ puisi pahlawan tanpa tanda jasa yang menyentuh hati. Saat kecil, aku punya impian menjadi guru. 4 september 2017 15:18 1081 1 0 + laporkan konten. Demikianlahpara pemirsa yang bijaksana, suguhna apik menarik dari muara cinta di blog paling update yang membahas Kata Mutiara Dan Kata Bijak ini, Semoga cerita cinta paling sedih tadi bisa menjadi Motivasi Cinta kalian semua Sinopsis Film/Movie Jepang Vampire In Love - film Romantis Jepang (2015) Cerpen Sedih Yang Mengharukan tentang cinta Lg Dibintangioleh actor Tom Hanks yang sangat apik dalam memerankan karakternya di film tersebut, sampai banyak yang mengira cerita di film ini Film Korea lucu tersebut tidak kalah banyak peminatnya dengan genre percintaan Skenario film ini ditulis oleh Anggoro Saronto dan disutradarai oleh Rako Prijanto Padahal film-film Islami ini juga banyak yang membahas 9Puisi Santri untuk Guru. 3 Oktober 2020 3 Oktober 2020 oleh -Gambar: Ilustrasi santri baca puisi. 6# Guruku. Oh Guruku..! Betapa besar jasamu Walaupun semua orang bilang,kau pahlawan tanpa tanda jasa Tanpa mengenal lelah mengajarkan ku Membuat anak-anak menjadi pintar. Oh guruku! Kau memang pahlawan Pidato Santri Tentang Kemuliaan Ilmu 866AX. Perhatikan kutipan teks cerita pendek berikut! “Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa”. Ungkapan itu memang sering diujarkan, apalagi saat peringatan Hari Guru. Bahkan, kalimat tersebut masuk ke dalam satu lirik lagu nasional. Nyatanya, seorang guru memang memberi andil besar dalam dunia pendidikan. Guru merupakan landasan awal seseorang menerima ilmu yang belum ia tahu. Itu juga yang menjadi alasanku untuk menjadi seorang guru. Aku yang sejak kecil bercita-cita menjadi koki, beralih cita-cita menjadi guru saat mengenyam pendidikan sekolah menengah atas. Ternyata, menjadi guru di zaman sekarang tidak semudah itu. “Selamat Pagi, Bu Astrid!” sapa salah muridku. “Iya, Selamat Pagi Andra!” Itu hanya salah satu contoh baiknya saja. Sapaan itu hanya diucapkan dari sebagian kecil muridku. Selebihnya, acuh tak acuh ketika melewatiku, pun dengan guru-guru lain seperti tidak melihat kami. Belum lagi sikap mereka yang tidak memperhatikan guru saat mengajar. Ada yang makan, berbincang tentang lawan jenisnya, sibuk menggambar, dan ada pula yang berkutat dengan imajinasinya. Hal yang tidak mereka tahu, bahwa guru tak pernah memberi ruang untuk otaknya beristirahat. Sepulang mengajar, kami para guru menyiapkan materi untuk keesokan harinya, memasukkan daftar nilai anak-anak, dan mengatur strategi setelah mengajar agar anak-anak dapat menyambut pembelajaran dengan menyenangkan. Suntingan mengenai keterangan waktu yang tepat untuk kutipan teks cerita pendek di atas adalah ... “Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa”. Ungkapan yang sering kita dengar tersebut bukanlah ungkapan kosong semata. Memang benar adanya bahwa guru adalah pahlawan yang tidak memiliki tanda jasa. Esensi pahlawan di sini bukan sebagai orang yang melakukan pertempuran di medan perang. Namun, orang yang memiliki pengorbanan dan perjuangan dalam pendidikan. Jika rumah joglo memiliki sokoguru sebagai ciri khasnya, maka negeri ini memiliki guru sebagai sokoguru yang menjadi penegak pendidikan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Dari sini kita tahu bahwasanya guru mempunyai tugas yang bisa dibilang cukup berat. Mendidik, mengajar, membimbing dan memastikan agar semua murid yang diampunya dapat memahami pelajaran adalah tugas yang tidak mudah. Pada dasarnya, guru harus memiliki kekuatan fisik dan mental yang kuat. Seorang guru diharuskan mengerti akan karakter masing-masing siswanya. Tak jarang guru harus menguatkan kesabaran untuk menghadapi siswa-siswanya yang ngeyel. Tugas guru tidak berhenti saat jam pelajaran selesai saja. Saat diluar jam itu pun mereka tetap mempunyai tugas. Dari mempersiapkan materi untuk esok hari, mengecek puluhan hingga ratusan tugas siswa, hingga harus memikirkan cara-cara efektif dalam mengajar agar bisa menyesuaikan dengan keragaman karakter siswa. Iklan Tugas guru juga tidak sebatas mengajarkan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya. Mereka juga memiliki tugas mengajarkan ilmu budi pekerti yang luhur agar siswa-siswanya memiliki akhlak yang mulia. Selain sebagai pengajar, guru bisa merangkap menjadi orang tua siswa di sekolah. Pun juga bisa menjadi pendengar; tempat curhat bagi siswa. Guru memang sangat patut menjadi idola maupun panutan siswa di sekolah. Jika pahlawan di medan perang memerangi penjajah, maka pahlawan pendidikan memerangi kebodohan. Guru tak pernah mengeluh walau rasa lelah dan penat mengelilinginya. Bekerja dari pagi hingga larut malam. Hujan dan badai pun rasa-rasanya akan mereka hadapi demi membebaskan rakyat Indonesia dari kekangan kebodohan. Kita sudah tau bahwa guru adalah pahlawan pendidikan tanpa tanda jasa. Tidak ada lencana bintang yang melekat di bajunya. Atas semua jasa-jasanya dalam memperjuangkan pendidikan Indonesia, seluruh guru di negeri ini sangat pantas untuk mendapatkan penghargaan yang setinggi-tingginya. Hari guru dapat menjadi kesempatan dan momentum yang sangat tepat untuk kita mengungkapkan rasa terima kasih kepada guru kita. Terima kasih untuk seluruh guru di Indonesia atas jasa-jasanya dalam menegakkan pendidikan. Ikuti tulisan menarik Tsaqqifna Fadhlarrahman lainnya di sini. Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang Terlupakan Cerita seorang anak yang ditinggalkan kedua orang tuanya semasa pun tak mau menampung dia. Ia hidup sebatang kara,sendiri tanpa arah dan tujuan yang ia hanya bekerja sebagai pengamen jalanan untuk membeli makanan dan minuman. Di suatu hari ia bertemu dengan seorang guru di jalan,guru itu pun merasa kasihan ,ia berbincang dengan guru itu berpuluh-puluh menit bercerita tentang kehidupannya setelah ditinggal oleh kedua orang itu pun mengajak jaka tinggal karena Bu Wara meski menikah tak punya anak ia mengangkat jaka sebagai anak angkatnya Jaka di sekolahkan di sekolah dimana Bu Wara mengajar .jaka merupakan anak yang baik dan cerdas mungkin itu memang kelebihan yang ia miliki dari pada anak yang menyelesaikan tingkat SD .Bu Wara masih sanggup membiayainya masuk tingkat menengah atas atau SMP .Jaka pun mendapatkan peringkat pertama di sekolahannya dan dapat masuk ke Sma yang ia inginkan dengan beasiswa,sehingga Bu Wara hanya perlu memenuhi kebutuhan sehari-harinya pun mendapatkan Beasiswa di Universitas di Luar kota sehingga terpaksa berpisah dengan Bu Wara. Setelah beberapa tahun kemudian melanjutkan kuliah dan berhasil diselesaikan, ia pun berhak menyandang titel. Sudah sekian tahun mereka tidak bertemu, umur Bu sudah semakin tua ,bahkan dia memasuki masa Jaka menikah dengan gadis di desa sebelah dari desa bu Wara,ia sangat terkejut,apalagi jaka dan isterinya tinggal di sebelah desa Bu Wara .Tak ppikir panjang Bu Wara pun langsung menuju rumah disana ia menunggu anak angkatnya diteras anak itu pulang kerumahnya ,Bu Wara menyapa dengan ucapan “selamat sore pak”jaka pun tak menjawab dan mengacuhkannya dengan berbicara dengan itu tetap menunggu sampai jaka keluar dari rumahnya,saat akan mengantarkan teman-temannya di depan rumahnya ia melihat Bu Wara itu lagi,sebenarnya ia sadar bahwa itu ibu angkatnya,saat ibu itu berkata bahwa kau adalah anak angkatku masihkah kau ingat denganku nak,didepan teman-teman kerjanya,tak piker panjang Jaka pun mengusir Ibu wara dari rumahnya karena malu dengan teman wara pun tak menyangka bahwa anak yang ia didik selama ini melupakannya. Sebutan Pahlawan Tanpa Tanda Jasa', mungkin sekarang hanya menjadi sebuah kalimat yang tak ada nilainya. Betapa tidak? Para pahlawan ini memang tak pernah diingat oleh siapapun dan kapanpun. Meski sejatinya ia bermakna dalam kehidupan manusia, terutama di kalangan profesi guru. Kalimat tadi mengandung arti yang luas dan sangat mengena ketika seorang anak kecil mengenang kembali kilas balik kehidupan semasa kecilnya. Terutama ketika baru mau belajar di tingkat Sekolah Dasar. Pengalaman semasa kecil selalu menjadi kenangan yang tak dilupakan di masa dewasa. Mana-mana sekalipun orang pejabat pasti akan terdengar kisah mereka akan kenangan di masa kecil. Diceritakan baik kepada anak-anaknya, teman-teman kantor atau sesama mereka yang lain. Pengalaman dan kenangan masa lalu sering juga menjadi lelucon bagi yang mendengarkannya. Walaupun cerita lelucon adalah kilas balik mengenang kembali masa kecilnya. Cerita seorang pejabat, suatu ketika ayah dan ibunya meninggal semasa dirinya berumur lima 5 tahun. Kala itu di kampung tersebut sekolahnya baru dibuka. Si kecil ini dibenci masyarakat sekitarnya. Hidupnya mengandalkan perhatian teman-temannya. Kebutuhan sehari-hari hanya mengandalkan pisang bakar. Dia pun tinggal di rumah peninggalan kedua orang tuanya yang dibangun sejak mereka berumah tangga. Tak ada pembinaan. Wajar karena tak ada yang memperhatikan dia. Ketika itu seorang guru yang bertugas di kampungnya mengajak si bocah ini untuk tinggal di rumahnya. Sejak menjadi anak angkat, di sekolahnya di mana dia mengajarnya, tentunya di kampung asalnya. Anak itu makin dewasa. Berbagai pengalaman pahit menjadi guru baginya. Pendidikan tidak ketinggalan. Suatu ketika menyelesaikan tingkat SD. Tentunya dia harus pergi meninggalkan SD dan beranjak masuk di jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yakni SMP. Perhatian guru yang sebagai orang/tua wali murid itu pun tidak luput. Umur bertambah, pengalaman pun pasti segudang. Di kala itu perkembangan dan kemajuan belum seperti sekarang ini. Usai menamatkan SMP, pasti dia melanjutkan pendidikan lebih ke atas, tentunya di SMA. Atas perhatian dan dorongan orang tua angkat, anak tadi menyelesaikan studinya. Pada tahun yang sama dia diterima sebagai seorang pegawai. Setelah beberapa tahun kemudian melanjutkan kuliah dan berhasil diselesaikan dengan status tugas belajar. Dia pun berhak menyandang titel. Sudah sekian tahun mereka tidak bertemu, umur orang tua angkat sudah semakin tua. Bahkan dia memasuki masa pensiun. Pada suatu hari sepulang kerja. Tentu dari kantor. Di rumahnya ada orang tua yang bongkok, pakaiannya compang-camping. Nenek itu duduk di teras menantikan anak angkat itu pulang kantor. Sepulang dari kantor, pejabat itu melihat dari pintu masuk, seorang nenek sedang duduk menanti di teras depan rumah. Nenek itu memandang ke pintu pagar masuk. "Selamat datang bapak," sapa nenek itu. Dia tak menyahut satu katapun. Salaman juga tidak, langsung buka pintu dan masuk ke rumah menuju kamarnya. Nenek itu tak menyanggah kalau anak piaranya memperlakukan sikap seperti itu. Nenek menduga mungkin karena kecapean. "Anak, saya mama yang dulu tinggal denganmu di rumahku, saya ibu guru," kata nenek itu seraya memperkenalkan. Tapi kasihan bapak itu langsung mengusir nenek itu dan nenek itu pulang meninggalkan rumah itu. Cerita ini diangkat sebagai sebuah ilustrasi untuk menyikapi aksi para "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" hari Rabu kemarin di Kantor DPRD Nabire. Dalam aksinya, para guru menuntut hak-hak mereka yang diabaikan selama karena kepentingan tertentu. Apapun alasannya, menjadi guru adalah tugas mulia. Guru juga bentuk panggilan hidup yang tak sama dengan tugas lain. Mereka bertahan selama 6 jam di sekolah. Sambil mengabaikan kepentingan keluarganya. Mereka bertahan lapar dan haus. Sangat menyedihkan para guru-guru yang bertugas di pelataran hutan dan di pinggiran pantai. Hanya mengandalkan bara api menemani mereka di sepanjang menyandang profesi sebagai guru. Mungkin inilah nasib mereka. Guru-guru dipermainkan oleh anak-anak, oleh mantan murid-muridnya. Ditendang ke sana kemari bagaikan sebundar bola di tengah lapang hijau. Meski disimak, siapa pemimpin dan siapa dibalik pemimpin? Apa pembangunan dan siapa dibalik pembangunan? Apa pemerintahan dan siapa dibalik pemerintahan? Apa kesehatan dan siapa dibalik kesehatan? Apa ekonomi dan siapa dibalik ekonomi? Siapa pejabat dan ada siapa yang mendasari dari semua aspek pembangunan?? Sangat terharu ketika setiap orang menyaksikan aksi protes yang dilangsungkan para guru dua hari lalu.. Mereka berjalan kaki melintasi kota Nabire menuju kantor wakil rakyat. Mereka datang hanya untuk menyampaikan dan memprotes sebab musabab terjadi penyelewengan sejumlah sumber dana yang diperuntukan bagi mereka dan anak-anak didik mereka. "Kami datang untuk mempertanyakan hak-hak yang selama ini tidak sampai pada tangan kami dan anak-anak didik kami," kata seorang ibu guru. Ya, semoga dambaan para guru ini terwujud, agar mereka kembali menjalankan tugas mulianya, mengajar dan mendidik generasi penerus negeri ini.